Rabu, 13 April 2011

MENGGAPAI PEMAHAMAN TERHADAP DUNIA


Kuliah oleh Bapak Marsigit
Seseorang dalam kehidupan di dunia selalu berhubungan dengan berbagai fenomena dan realitas yang ada. Proses seseorang dalam memahami dunia adalah proses abstraksi. Fenomena dan seluruh kejadian di dunia di sintetiskan dalam pikiran manusia melalui proses abstraksi ini. Hasil dari proses abstraksi adalah sebuah terjemahan dari obyek yang dipikirkan. Dalam hal ini dicontohkan jika seseorang ingin memahami dunia dengan cara menganalogikan dunia merupakan satu titik saja, maka akan sangat tidak lengkaplah dunia yang terbentuk nantinya. Dunia dari sebuah titik akan menjadi berkembang jika titik sebagai obyek berpikir itu  juga dikenakan sifat ruang dan waktu. Titik dapat dipandang sebagai sebuah garis lurus jika ditarik terus menerus, titik dapat berupa lingkaran jika di rotasikan dengan besaran dan arah yang sama, begitu juga titik dapat menjadi apa saja. Contohnya adalah bangun-bangun ruang yang ada di dunia.
Manusia untuk menerjemahkan dunia memerlukan suatu metode analogi. Menganalogikan fenomena yang terjadi dengan sesuatu yang lain yang telah lebih dulu dimengerti. Terkadang banyak sekali suatu fenomena yang dianggap ganjil oleh sebagian orang. Hal ini di kerenakan orang-orang tersebut tidak dapat menerima fenomena tersebut sebagai suatu analogi dari fenomena biasa yang lain.
Dalam falsafah kehidupan orang timur, khususnya orang Jawa, di katakana bahwa mereka menganut budaya yang kemudian mudahnya saya sebut ‘keumuman’. Seperti apa budaya tersebut dapat dianalogikan seperti suatu kurva normal dalam statistika. Dalam kurva normal, suatu titik dikatakan memiliki nilai ketepatan dan kebenaran jika titik tersebut ada dibawah kurva normal dan tidak masuk dalam daerah penolakan keputusan, yaitu lebih dari standar deviasi di ujung sisi kanan dan kiri. Seperti dalam kurva normal, kehidupan orang jawa yang dianggap benar dan tepat adalah pada saat ia termasuk dalam keadaan yang sama dengan orang lain pada umumnya. Sedangkan seseorang dikatakan ganjil atau tak benar jika ia menyimpang dari perilaku orang lain secara umum.
Orang-orang yang tergolong bermasalah atau tidak benar secara umum harus diberi perlakuan khusus yaitu diberi ruwatan (istilah Jawa). Ruwatan adalah semacam penjelasan yang dilakukan agar terhindar dari malapetaka atau musibah. Ruwatan dalam waktu yang lalu, dilakukan dengan cara mengadakan pagelaran wayang semalam suntuk ataupun sesaji. Dalam waktu yang sekarang, orang-orang modern memelajari bahwa ternyata ruwatan dapat diganti dengan doa serta ikhtiar serta berbaik sangka dengan apa yang akan terjadi kemudian. Pada saaat inilah ruwatan dengan cara menggelar wayang serta sesaji hanya merupakan budaya serta adat daerah saja.
Filsafat sebagai ilmu yang obyeknya juga merupakan fenomena kehidupan, berperan sebagai bahasa untuk menterjemahkan fenomena tersebut. Filsafat juga merupakan ilmu yang digunakan untuk mengubah mitos menjadi logos. Seperti contohnya mitos harus melakukan ruwatan dengan cara wayangan dan sesaji diganti dengan logos bahwa yang terpenting adalah berikhtiar dan tawakal untuk mencegah malapetaka datang.
Dalam pikiran manusia, terdapat berbagai bagian yang saling berkaitan. Manusia memiliki kategori sebagai alat untuk memilah-milah sesuatu berdasar sifatnya. Kategori dalam pikiran manusia terdiri dari relasi (hubungan), kategori, kuantitatif, serta kualitatif. Manusia menggunakan 2 cara untuk mengabstraksi sesuatu ke dalam pikirannya, yaitu submerge dan superserve. Submerge adalah istilah yang dikenakan pada pengambilan obyek abstraksi dari suatu a priori, analitik, logika dan rasio. Sedangkan superserve dikenakan pada pengambilan obyek asbstraksi dari suatu yang nyata, konkrit, fisik, ataupun sintetik. Kategori dalam pikiran manusia berbeda-beda, hal ini dikarenakan pengalam dan ilmu setiap orang tidak sama. Dengan adanya perbedaan kategori inilah, sering kali timbul permasalahan ketidak cocokan pendapat ataupun sifat. Ketidak cocokan ini juga merupakan suatu fenomena yang terjadi di dunia dan memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Peran filsafat dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Filsafat sebagai bahasa penerjemah serta penuntun dati mitos ke logos. Filsafat mengajak orang agar tidak terjerumus pada sesuatu yang bodoh dan tak berguna. Dengan mempeelajari filsafat, diharapkan dapat memahami dunia dan segala isinya dengan lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar