Minggu, 08 Mei 2011

JAWABAN PERTANYAAN MAHASISWA


Kuliah oleh Bapak Marsisgit
Filsafat Pendidikan Matematika

1.   Apakah filsafat mempelajari dirinya sendiri?
Jawab:
Dalam filsafat, terdapat 3 kategori penting yaitu ontology, epistemology, dan aksiologi. Ontology berarti segala hal yang berhubungan dengan hakikat dan atau makna dari sesuatu. Epistemologi berarti segala hal yang berhubungan dengan cara, metode, serta pendekatan yang digunakan untuk mengkaji obyek filsafat. Sedangkan aksiologi adalah berupa nilai-nilai etik, estetika dan spiritual.
           Filsafat memiliki ruang lingkup kajian yang sangat luas, maka karena itulah filsafat memperkaya ilmunya sendiri dan menterjemahkan ilmu-ilmu yang ada didalamnya. Hal ini dapat digambarkan dalam tabel berikut ini.

Ontologi
Epistemologi
Aksiologi
Ontologi
1
2
3
Epistemologi
4
5
6
Aksiologi
7
8
9

Keterangan:
1.   Ontologi  Ontologi : Hakekat dari hakekat. Yaitu menerjemahkan hakekat dari             
                                     hakekatnya segala sesuatu. Hal ini hanya dapat
                                     diketahui oleh Tuhan YME.
2.   Ontologi  Epistemologi : Hakekat dari cara. Yaitu menerjemahkan hakekat
                                             dari pendekatan yang dilakukan untuk mengkaji
                                             suatu obyek filsafat.
Contohnya adalah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk dari kesempurnaan peribadatan ataupun simbol tertentu dalam falsafah kehidupannya, seperti ritual dalam pernikahan, wayangan, labuhan, dan lain-lain.
3. Ontologi  Aksiologi : Hakekat suatu nilai.
4. Epistemologi Ontologi : Pendekatan untuk memahami hakekat.
Contohnya adalah berbicara untuk menjelaskan sesuatu secara filsafati. Menjelaskan sesuatu dalam filsafat adalah mencari hakekatnya, sehingga disebut-sebut jika tidak mampu bicara hakekat maka bukan berfilsafat.
5. Epistemologi  Epistemologi: Mengkaji cara yang ditempuh untuk melakukan
                                                      suatu pendekatan terhadap obyek filsafat.
6. Epistemologi Aksiologi: Cara yang dilakukan untuk mengkaji suatu nilai-nilai
                                               dalam filsafat, yaitu etik, estetika, dan spiritual.
7.  Aksiologi  Ontologi: Nilai suatu hakekat.
8. Aksiologi  Epistemologi: Yaitu nilai-nilai dari pendekatan atau cara yang
                                               dilakukan untuk mengaji sesuatu dalam filsafat.
9. Aksiologi  Aksiologi: Yaitu nilai dari nilai yang terkandung dalam suatu obyek.
Dari ke Sembilan proses mempelajari filsafat, dapat dilihat bahwa luas sekali jangkauan filsafat dalam kehidupan. Bahkan filsafat memperkaya dan mempelajari dirinya sendiri.
2.   Bagaimana cara memberitahu agar teman sendiri mau beribadah sholat?
Jawab:
Dalam filsafat, terdapat tingkatan kebutuhan manusia yaitu dimulai dari material, formal, normative, dan spiritual. Seseorang yang belum mau untuk beribadah sesuai agama yang dianutnya bisa saja disebut telah melakukan kesalahan. Dari sisi yang lain, orang tersebut mungkin belum bisa memenuhi kebutuhan tertingginya yaitu kebutuhan spiritual yang berkaitan dengan penyembahan terhadap Tuhan dan kepatuhan terhadap agama yang dianutnya. Dalam kasus ini, orang tersebut dalam keadaan menganut agama Islam sehingga ia diwajibkan untuk melakukan sholat 5 waktu sebagai bentuk kepatuhannya terhadap Tuhan. Jika orang tersebut sulit untuk disuruh sholat, mungkin dapat ditempuh cara lain, yaitu dengan cara mengajak dan membimbing untuk sholat dengan baik dan benar. Membimbing dan mengajarkan sesuatu akan lebih bermanfaat jika disbanding dengan hanya sekedar memberitahu.
Bagaimana agar hati mampu mengendalikan pikiran? Jawabannya adalah dengan cara mencari guru spiritual yang dapat membimbing dengan baik dan benar. Guru spiritual tersebut harus memiliki ilmu keagamaan yang lebih tinggi agar mampu memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan, seperti dalam tata cara peribadatan. Esensi dari beribadat tidak lain adalah tata cara ritual keagamaan yang benar, cara penyembaha, doa, serta sikap dan waktu yang terbaik. Maka karena itulah seseorang wajib memperbaiki diri dalam tata cara beribadah.

3.   Filsafat adalah bahasa, lalu seberapa krusial peran filsafat dalam bahasa?
Jawab:
Hal yang paling krusial adalah jika seorang penguasa menggunakan filsafat untuk mempengaruhi orang. Filsafat dapat mengubah pandangan hidup dan jalan pikiran seseorang, sehingga dikhawatirkan dapat merusak kebebasan pandangan hidup seseorang dalam kehidupannya. Hal ini tidak jauh dari pembentukan karakter seseorang oleh orang lain yang memiliki karakter yang lebih kuat. Penguasa yang memiliki karakter kuat akan berbahaya jika menularkan pemikiran salahnya terhadap orang lain. Hal ini harus dihindari, yaitu dengan cara memperkuat karakter diri dengan kepribadian yang baik dan mengembagkan kualitas filsafati dalam jalur yang benar.

4.   Bagaimana cara memahami karakter siswa?
Jawab:
Cara memahami karakter siswa adalah dengan cara berkomunikasi secara baik dan melakukan pendekatan. Komunikasi tersebut dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, yaitu dengan media elektronik ataupun lisan. Dengan berkomunikasi dan dekat dengan siswa, maka diharapkan dapat mengetahui jalan pikiran siswa sehingga mengerti kebutuhan siswa dalam pemilihan metode pembejalaran ataupun cara evaluasi yang baik. Jika seorang guru mengerti karakter siswanya dan mengunakan metode yang tepat, maka diharapkan akan tercapai tujuan-tujuan pembelajaran dengan baik.

5.   Fenomena dalang cilik, cocokkah ditonton oleh orang dewasa?
Jawab:
Pertunjukkan wayang sebagai pagelaran yang memuat unsur budaya, agama, dan moral (aksiologi) merupakan pertunjukkan yang penuh makna bagi orang Jawa. Dalang sebagai konduktor pertunjukkan bertugas menyampaikan isi cerita, alur, serta percakapan antar tokoh-tokoh pewayangan. Sering kali jalan cerita pewayangan tidak jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari orang jawa yang dekat dengan upacara adat.
Fenomena adanya dalang cilik baik bagi regenerasi pewayangan masa depan, agar diminati oleh segala golongan usia. Namun, ketika dalang cilik melakonkan wayangnya dalam cerita pernikahan, berkeluarga, memiliki anak, dan bermasyakarat tentu saja masih merupakan mitos semata. Hal ini dikarenakan Si Dalang Cilik baru dapat menghafal saja, dan belum pernah mengalami pengalaman berkeluarga, menikah, dan lain-lain. Inilah yang disebut-sebut masih merupakan setengah dunia saja dalam filsafat. Karena itulah fenomena dalang cilik ini hanya terbatas pada penanaman minat wayang pada anak-anak saja, dan belum dapat dikatakan memiliki nilai-nilai wejangan dari yang dirasa memiliki banyak pengalaman hidup.

6.   Bagaimana cara menghilangkan perasaan panik dan gelisah?
Jawab:
Panik dan gelisah dalam diri manusia ada 2 jenis, yaitu panik hati dan panik pikiran. Cara menghilangkan perasaan panik dan gelisah hati adalah dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Melakukan pendekatan pada Tuhan dapat dilakukan melalui berdoa secara khusyu dan melakukan istighfar secara terus-menerus. Adanya perasaan gelisah dan panik tersebut dikarenakan adanya godaan setan dan menyebabkan goyahnya hati sehingga dapat mengakibatkan goyahnya pikiran pula.
Apabila panik yang terjadi adalah dalam pikiran, maka bukan semata-mata sesuatu yang buruk, tetapi juga bisa merupakan awal dari ilmu. Paniknya pikiran bisa saja disebabkan oleh adanya kecurigaan terhadap sesuatu, dan akan berujung pada mencari jawaban (mencari ilmu). Hal inilah yang kemudian dikatakan sebagai proses belajar seseorang.
7.   Bagaimana hubungan sejarah dan filasafat?
Jawab:
Kajian dalam filsafat adalah segala sesuatu yang sudah berlalu, sekarang, dan yang akan datang. Sedangkan kajian sejarah adalah segala sesuatu yang telah berlalu. Dapat diketahui dari kajian filsafat dan sejarah tersebut bahwa filsafat mempelajari sejarah atau dapat pula dikatakan bahwa sejarah terdapat dalam filsafat. Filsafat adalah penghung antara dimensi ruang dan waktu yang telah berlalu dengan sekarang dan yang akan datang. Filsafat membawa serta kejadian-kejadian serta hakekatnya seperti foto, kamera dan rekaman yang memuat kejadian di masa lalu dan bisa disebut sebagai mesin waktu.

8.   Apa filsafat dari gendhing Jawa?
Jawab:
Gendhing jawa adalah seperangkat alat music khas Jawa yang dapat menimbulkan suara harmonis dan selaras. Harmoni menjadi hal yang sangat menarik dalam gendhing Jawa karena ada 50 macam alat music yang berbeda tetapi dapat menghasilkan suara yang tidak saling menghancurkan. Kolaborasi suara Gendhing Jawa sangat selaras dengan lingkungan dan fenomena yang terjadi di dalamnya. Hubungan antara gong dan kendhang selaras seperti hubungan antara suara angin badai dan hujan. Tidak ada yang ganjil dalam perpaduan suara hujan dan angin seperti halnya dalam perpaduan suara gong dan kendhang. Filsafat dari gendhing Jawa adalah keselarasan dan harmoni.

9.   Bagaimana Syekh Siti Jenar menganggap dirinya Tuhan?
Jawab:
Syekh Siti Jenar adalah suatu ulama Islam pada masa sunan Walisongo masih hidup. Syekh Siti Jenar yang memiliki gelar syekh adalah seseorang yang dianggap memiliki ketaan beribadah yang tinggi serta dituakan dalam golongannya. Tetapi seiring berjalannya waktu dalam masa ia mendalami ilmu agama serta mendekatkan diri kepada Tuhan, ia merasakan suatu tingkatan/ pencapaian yang sangat tinggi dalam doanya.
Pencapaian tersebut ia rasakan sebagai kedekatan terhadap Tuhan sehingga ia merasa telah menyatu kepada Tuhannya. Atas adanya perasaan seperti itulah kemudian ia menyebut-nyebut dirinya sebagai Tuhan. Syekh Siti Jenar menganggap dirinya adalah yang telah meyatu dengan Tuhan sehingga ia patut untuk disebut Tuhan dan disembah seperti Tuhan oleh semua orang.
Kesombongan dalam diri Syekh Siti Jenar itulah yang membuat ia lupa akan kehambaannya terhadap Tuhan. Kesombongan dalam ketaan beribadah dapat menyebabkan seseorang terperosok dalam pemikiran yang salah dan kemudian disebut sebagai orang yang musrik dan perbuatan ini justru sangat dibenci oleh Allah SWT.

10. Bagaimana kriteria orang bijaksana?
Jawab:
Kebijaksanaan yang tertinggi adalah milik Tuhan, sedangkan manusia hanya bisa berusaha untuk dapat menggapai sifat-sifat bijaksana, kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Tuhan YME. Cara untuk menggapai bijaksana salah satunya adalah dengan berfilsafat kerena filsafat mempelajari hakekat dari segala sesuatu dan dapat menjadikan seseorang bertingkah laku sesuai dengan tempat dan posisinya masing-masing. Jika seseorang telah melakukan sesuatu sesuai rung dan waktunya, maka orang tersebut dapat dikatakan bijaksana.
Dalam kehidupan orang barat, bijaksana adalah milik orang-orang yang berilmu dan mau belajar dengan tekun. Karena itulah orang-orang pandai di Barat sangat dihargai dan bahkan dinobatkan sebagai ilmuan atau ahli tertentu. Sedangkan dalam kehidupan orang Timur, orang yang bijaksana adalah orang yang berilmu, memberikan ilmunya, memiliki karsa serta karsa. Bagi orang Jawa, orang yang bijaksana adalah orang-orang yang mampu memberi, baik memberi ilmu, uang, serta kenyamanan kepada orang lain. Hal inilah yang menyebabkan orang-orang Indonesia berlomba-lomba mencari jabatan, pangkat, derajat, dan harta sehingga ia dapat memberikan kepada orang lain dan kemudian dapat dianggap sebagai orang yang bijaksana. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa ternyata pencapaian kebijaksanaan dalam kehidupan sering kali berbeda dengan makna kebijaksanaan yang sebenar-benarnya.

11. Bagaimana cara guru memfasilitasi siswa agar jelas dalam menyerap penyampaian materi?
Jawab:
Cara terbaik yang dilakukan guru untuk dapat memfasilitasi siswa dalam menyerap penyampaian materi adalah dengan cara guru membangkitkan kreatifitas siswa agar tidak bosan dalam pembelajaran. Ketika siswa tidak merasa bosan, maka siswa akan memperhatikan penjelasan guru mengenai materi/ bahan ajar sehingga pada akhirny siswa dapat mengerti secra baik tentang materi tersebut. Kreatifitas siswa dalat terbentuk apabila siswa dalam kondisi tidak terbebani dan nyaman dengan kegiatannya, untuk itulah maka guru perlu memberikan kemerdekaan kepada siswa dalam menetukan metode pembelajarannya masing-masing.
Kemerdekaan berpikir dan memahami materi tentu saja haruslah merupakan kemerdekaan yang bertanggung jawab dan terkontrol, karena jika tidak diimbangi dengan rasa tanggung jawab maka akan terbentuk suatu kondisi yang anarkhis dan justru dapat melenceng dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Disitulah peran guru sebagai pengarah dan pembimbing siswa dalam belajar.

12. Bagaimana cara berfilsafat dengan baik agar dapat selalu sadar ruang dan waktu?
Jawab:
Cara berfilsafat yang baik agar selalu sadar ruang dan waktu adalah menjauhkan diri dari mitos dan selalu mengguanakan hati sebagai komando pikiran ketika sedang berfilsafat. Manusia sebagai makhluk yang lemah memiliki banyak sekali kekurangan dan ketidakmampuan. Salah satunya adalah kenyataan bahwa kehidupan manusia hanyalah suatu reduksi saja. Manusia dalam hidupnya menghabiskan waktu hidup dan berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lain. Manusia dalam ruang tertentu tidak bisa menempati ruang yang berbeda dalam waktu yang sama. Inilah yang disebut manusia mengabaikan ruang tertentu untuk ruang lain yang lebih bermanfaat.
Dalam kenyataannya manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup. Pilihan tersebut sering kali menjadi awal ruang dan waktu lain yang akan dijalani seseorang nantinya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa tidak sepenuhnya mengabaikan ruang dan waktu itu salah, tetapi benar jika ia memilkih ruang dan waktu lain yang lebih bermanfaat untuk dirinya.
13. Antara hati dan pikiran, apakah harus seimbang?
Jawab:
Antara hati dan pikiran haruslah seimbang agar terjadi keselarasan dalam hidup. Masalah biasanya terjadi ketika hati dan pikiran tidak dapat mencapai keseimbangan tersebut. Agar terjadi keseimbangan, maka hati perlu memperkuat dirinya agar mampu mengendalikan pikiran. Pikiran juga memberikan sumbangan ilmu agar mampu membawa hati pada nilai-nilai yang benar pula.
Dalam filsafat, segala hal memiliki dimensinya masing-masing termasuk hati dan pikiran. Jika hati memiliki perspektif Tuhan, maka pikiran memiliki perspektif ilmu. Ilmu dan keyakinan tersebut harus dikondisikan dalam keadaaan yang selaras dan seimbang agar tidak terjadi pertentangan dalam diri seseorang dan pada akhirnya akan mengakibatkan ia sakit (dalam filsafat perlu di beri penjelasan).

2 komentar: