Jumat, 20 Mei 2011

KUTUB-KUTUB DUNIA


Oleh: Bapak Marsigit

Obyek filsafat yang didefinisikan sebagai segala yang ada dan yang mungkin ada menjadikan dunia termasuk obyek filsafat. Di dalam dunia terdapat berbagai fenomena kehidupan, dan dijalani oleh seluruh orang. Dalam kehidupannya, tidaklah mungkin manusia tak menggunakan filsafat. Baik disadari ataupun tidak, filsafat sangat dekat dengan dengan kita terutama dengan orang-orang yang berpikir kritis. Contohnya adalah adanya pembeda antara baik buruk, benar salah, ada dan tidak ada, dan lain sebagainya. Dua hal atau lebih sebagai klasifikasi mendasar tersebut adalah kutub-kutub dunia.
Kutub-kutub dunia sangat banyak dan saling berinteraksi satu sama lain dalam kehidupan manusia. Dengan adanya kutub-kutub tersebut manusia dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan tentang tindakan, pemikiran, dan bahkan ide yang akan diambil nantinya. Inilah yang disebut sebagai tautan dimensi ke-n dari kutub-kutub tersebut. Untuk dapat berfilsafat dengan baik, maka seseorang harus mampu melakukan penjelasan dan dijelaskan tentang segala sesuatu. Dalam berusaha mencari penjelasan dan menjelaskan tersebut, seseorang pasti dihadapkan pada ontology, epistemology, dan aksiologi.
Ontology adalah unsur filsafat yang memelajari tentang hakekat dari segala sesuatu. Hakekat tersebut bisa berupa hakekat keberadaan, hakekat tujuan, hakekat nilai, hakekat cara, hakekat kebenaran, kesalahan, dan lain-lain. Dalam ontology terdapat berbagai kutub yang saling berinteraksi, contohnya adalah adanya intensif dan tak intensif serta ekstensif dan tak ekstensif. Dari kedua kutub tersebut saja dapat digunakan untuk mencari hakekat dari segala sesuatu.
Dalam filsafat pendidikan matematika, ontology berperan sangat penting dalam mengembangkan pola pikir kritis dari siswa dan guru. Tanpa adanya kutub intensif dan ekstensif, maka akan sangat sulit memahami matematika secara baik. Pemahaman matematika secara baik sangat penting karena akan membawa manfaat yang baik pula sebagai kelangsungan pembelajaran matematika selanjutnya.
Epistemology adalah unsur filsafat yang membahas berbagai hal mengenai cara, metode, proses, sumber-sumber, dan model segala sesuatu. Contoh kutub yang ada dalam epistemology adalah ada dan tak ada, benar salah, ada sumber dan tak adsa sumber, dan lain sebagainya. Kutub-kutub tersebut juga sebagai pengisi kutub-kutub dunia dan saling berinteraksi satu sama lain.
Pada suatu kasus permasalahan pembelajaran matematika di kelas seperti ketidakmampuan siswa mengikuti pembelajaran, dapat diatasi dengan mengganti model pembelajaran atau metode pembelajaran yang sesuai untuk kelas tersebut. Dalm pemilihan metode ataupun model yang digunakan tersebut, tentu saja seorang guru menimbang secara hati-hati atas keputusannya. Pertimbangan tersebut sebagai proses interaksi antara berbagai kutub, tidak hanya kutub dalam epistemology, tetapi juga kutub lain yang tidak terangkum dalam kategori epistemology.
Aksiologi adalah unsur filsafat yang membahas berbagai hal mengenai etik, estetika, dan spiritual. Semua yang berhubungan dengan etik, estetika dan spiritual ada dalam aksiologi. Termasuk kutub-kutub yang menyangkut tentang tiga hal tersebut. Contoh kutub-kutubnya adalah adanya jarak antara baik dan yang tak baik, etis dan yang tak etis, indah dan tak indah, membanggakan dan tak membanggakan, dan lain sebagainya.
Dalam pendidikan matematika, kutub-kutub aksiologi tersebut juga berpengaruh dengan kutub-kutub lain diluarnya. Contoh penggunaan kutub-kutub tersebut adalah pada saat pertimbangan mengenai akpek psikomotor siswa yang baik atau tidak. Hal ini sudah sangat lazim dilakukan oleh guru sebagai pengamat perkembangan siswanya, maka tak mengherankan jika ternyata penggunaan kutub-kutub yang saling berinteraksi tersebut sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam ranah bahasan yang lebih luas, masih banyak sekali kutub-kutub lain dalam dunia yang saling berinteraksi dalam kehidupan manusia. Contohnya adalah vital dan fatal, subyektif dan obyektif, subyek dan predikat, beruntung dan tak beruntung, logos dan mitos, yang akan datang sekarang dan masa lalu. Semua contoh kutub tersebut sangat berpengaruh pada proses transformasi dunia.
Transformasi dunia adalah proses pembawaan dunia dengan segala isi dan sifatnya ke dalam pikiran manusia. Transformasi dunia tersebut digambarkan sebagai DNA yang membawa seluruh sifat-sifat dari seseorang untuk kemudian meneruskan sifat tersebut kepada keturunan yang akan datang. Transformasi dunia adalah suatu proses yang harus dilakukan agar seseorang mampu memahami dunia dan tidak tersesat dalam perjalanan hidupnya.
Dalam filsafat pendidikan matematika, transformasi dunia dapat dipersempit dalam ruang lingkup kependidikan matematika. Sifat-sifat yang harus dipahami pun lebih sedikit dari sifat-sifat dunia pada umumnya. Contohnya adalah adanya komunikasi dalm pembelajaran, keteraturan, inovasi pendidikan, kurikulum, silabus, karakter siswa, metode, model pembelajaran, dan masih banyak hal lain yang ada dalam pendidikan matematika dan perlu ditransformasikan agar paham tentang segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika.
Kutub-kutub lain yang masih ada dalam dunia adalah aku dan bukan aku, logika dan pengalaman, masalah dan bukan masalah, penting dan tidak penting, makro dan mikro, formalist dan bukan formalist, matematika murni dan pendidikan matematika, fenomena dan noumena, fundamentalis dan antifundamentalist, tetap dan berubah, dan lain-lain.
Demikianlah dunia dan kehidupan manusia didalamnya memiliki beragam aspek dan nilai. Semua jalan dan tindakan akan selau bergantung pada interaksi antar kutub tersebut. Tanpa adanya kutub tersebut, mustahil manusia mampu hidup dan mengembangkan pikirannya. Itulah bukti seberapa vital kutub-kutub tersebut dalam dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar